Selasa, 11 Desember 2007

TIGA DASAR UTAMA FENG SHUI (QI, YING YANG DAN WU XIN)

Oleh : Suhana Lim
Pada perjalanan ke Jakarta, September yang baru lalu, saya diundang kerumah seorang teman. Rumah yang terletak di kawasan Jakarta Selatan itu terasa agak "ramai". Pasalnya setiap sudut rumah dipenuhi aneka barang. Mulai dari windchimes, kristal, hiasan dinding, tanaman, patung, lampion dan aneka barang. Yang semuanya membuat kediaman teman saya tersebut mirip gift shop. Ketika saya tanya, ternyata teman saya ini menerapkan prinsip feng shui di kediamannya. Selama ini ia rajin membaca buku-buku feng shui. Setiap buku menganjurkan tip yang berbeda, dan ia mengikutinya dengan membeli dan menaruh barang yang disarankan dibuku-buku. Pantaslah kalau kondisi rumahnya begitu "ramai". Kejadian di rumah teman saya tadi, sering juga saya temui di rumah-rumah klien. Buku-buku feng shui memang dapat dengan mudah kita temukan di toko-toko. Yang terkadang membuat pembaca bingung adalah setiap penulis menganjurkan hal yang berbeda. Tetapi demi memperbaiki feng shui diikuti juga, meski tidak mengerti makna sebenarnya.
Ada dua kekeliruan besar mengenai feng shui yang terlanjur dipercaya oleh banyak kalangan. Kekeliruan yang pertama ialah anggapan bahwa feng shui itu identik dengan sekedar meletakkan patung, menggantung windchime, memasang cermin dan lainnya. Sampai batas-batas tertentu, feng shui memang dapat kita lakukan sendiri alias Do It Yourself (D.I.Y). Tetapi yang perlu diingat, feng shui lebih dari sekedar menggantung windchime, meletakkan kristal, menaruh patung dan sebagainya. Pada banyak kasus, menaruh banyak barang malah hanya akan merusak feng shui rumah. Tetapi untuk dapat merasakan manfaat yang optimal dari feng shui, tentunya banyak hal yang perlu dimengerti. Kekeliruan kedua ialah mengaitkan feng shui dengan hal yang sifatnya mistik, misterius dan agama. Karena feng shui bukan sesuatu yang hitam, bukan pula sesuatu yang berkaitan dengan agama. Sama seperti cabang ilmu pengetahuan lainnya, feng shui juga memiliki dasar-dasar utama. Berpijak dari dasar-dasar itulah, praktisi feng shui menganalisa sebuah tempat tinggal dan atau tempat usaha. Apakah lokasi dan kondisinya baik dan cocok untuk si penghuni. Intuisi memang terkadang dipakai dan berperan dalam membantu menganalisa suatu lokasi. Tetapi yang terpenting tetaplah dasar-dasar utama feng shui. Jadi seorang praktisi feng shui harus berpatokan pada dasar-dasar utama dalam menganalisa, tidak boleh hanya semata-mata mengandalkan intuisinya. Ada tiga dasar yang menjadi patokan utama dalam ilmu dan teknik keseimbangan dan keselarasan ini.
Dasar pertama dikenal sebagai Qi. Istilah Qi sendiri memiliki banyak penafsiran. Qi disebut sebagai energi kehidupan, energi kosmik, roh dan atau aura kehidupan, dan bermacam-macam istilah lainnya. Dalam feng shui, Qi ialah suatu energi yang mengalir. Energi ini mempengaruhi semua yang ada dialam semesta. Konsep Qi ini juga dikenal dalam ilmu pengobatan tradisional seperti akupuntur, ilmu dan seni bela diri. Apabila aliran Qi ditubuh ada yang terganggu, maka kita akan sakit. Begitu pula jika aliran Qi tidak mengalir dengan baik dan lancar di rumah, maka akan menganggu kehidupan penghuninya. Dengan pemusatan Qi ke titik tertentu (misalnya kepalan tangan) maka seorang praktisi bela diri akan mampu menjatuhkan laawan secara efektif. Qi yang bersifat positif dan dapat membantu kehidupan dikenal sebagai Sheng Qi. Aliran energi yang negatif dan dapat mematikan diistilahkan sebagai Sha Qi. Pola aliran Sheng Qi ialah pada jalur yang lengkung, sedangkan Sha Qi mengalir pada jalur lurus yang panjang.
Dasar kedua dalam feng shui adalah keseimbangan. Istilah keseimbangan ialah Yin Yang. Yin perlambang wanita, pasif, gelap, angka genap, bagian kanan rumah, dan sebagainya. Sedangkan Yang, sebagai perlambang pria, aktif, terang, angka ganjil, bagian kiri rumah, dan sebagainya. Konsep Yin Yang ini menerangkan bahwa segala yang ada di alam ini dapat dikategorikan kedalam Yin atau Yang. Keduanya berbeda tetapi saling membutuhkan. Tanpa mengetahui terang, kita tidak akan mengenal apa itu gelap dan sebaliknya. Jika tidak ada kebaikan, maka tidak akan ada keburukan. Keseimbanganlah yang dapat membuat alam, lingkungan, rumah tinggal, tempat kerja menjadi nyaman dan enak untuk ditinggali. Jika keseimbangan tidak ada atau terganggu, maka dipastikan rumah atau semua tadi tidak akan membawa kenyamanan bagi kita. Rumah yang tidak seimbang antara sisi kiri dan kanan, antara depan dan belakang, bagian lantai atas dan dasarnya, akan mempengaruhi kehidupan penghuninya. Demikian pula bentuk dan ukuran rumah, ruang yang tidak proposional akan memberikan efek negatif.
Dasar utama ketiga ialah Wu Xing/Hsing atau Lima Unsur/Elemen. Lima unsur ini ialah unsur kayu, api, tanah, logam dan air. Seperti dalam Yin Yang, lima unsur ini juga saling berkaitan satu dengan lainnya. Keterkaitan unsur-unsur itu diwujudkan dalam siklus. Siklus yang menghidupkan dan siklus yang mematikan. Dalam siklus kehidupan, unsur kayu menghidupkan unsur api. Unsur api menghidupkan unsur tanah. Unsur tanah menghidupkan unsur logam dan unsur logam menghidupkan unsur air dan seterusnya. Setiap ruang dirumah atau kantor sudah menjadi bagian dari salah satu unsur. Yang sering terjadi ialah ruang tersebut berada di lokasi yang salah. Apabila hal ini terjadi, maka yang terjadi ialah siklus mematikan. Sedangkan untuk membuat sebuah rumah atau kantor baik dan menguntungkan, kita harus dapat menciptakan siklus menghidupkan. Dengan mengetahui dan mengatur siklus kelima unsur tersebut, kita dapat menciptakan lingkungan (tempat tinggal dan kantor) yang baik dan dapat menunjang kehidupan yang positif. Dengan ini dapat kita lihat bahwa feng shui merupakan ilmu pengetahuan mengenai keseimbangan dan keselarasan, yang dilengkapi dengan dasar-dasar kuat dan logis.
Bagi pembaca yang ingin bertanya seputar masalah feng shui, silahkan hubungi Bapak Suhana Lim via email lim_russ@yahoo.com

Tidak ada komentar: